Makalah Pisikologi Pendidikan Tranfer Belajar
MAKALAH TRANSFER BELAJAR
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Istilah transfer belajar berarti pemindahan atau pengalihan hasil
belajar dari matapelajaran yang satu ke mata pelajaran yang lain atau dari kehidupan
sehari-hari diluar lingkungan sekolah. Adanya pemindahan atau pengalihan ini
menunjukkan bahwa ada hasil belajar yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari
maupun dalam memahami materi pelajaran yang lain. Hasil belajar yang diperoleh
dan dapat dipindahkan tersebut, dapat berupa pengetahuan,kemahiran intelektual,
keterampilan motorik atau afektif . Sehubungan dengan pentingnya transfer
belajar maka guru dalam proses pembelajaran harus membekali si belajar dengan
kemampuan-kemampuan yang nantinya akan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Karena transfer belajar penting bagi perkembangan ketrampilan anak maka penulis
ingin mengambil judul transfer belajar.
Istilah transfer belajar berasal dari bahasa inggris “transfer of
learning” yang berarti : pemindahan atau pengalihan hasil belajar yang
diperoleh dalam bidang studi yang satu ke bidang studi yang lain atau ke
kehidupan sehari-hari diluar lingkup pendidikan sekolah. Pemindahan atau
pengalihan ini menunjuk pada kenyataan, bahwa hasil belajar yang diperoleh,
digunakan di suatu bidang atau situasi diluar lingkup bidang studi dimana hasil
itu mula-mula diperoleh. Misalnya, hasil belajar bidang studi geografi,
digunakan dalam mempelajari bidang studi ekonomi; hasil belajar dicabang
olahraga main bola tangan, digunakan dalam belajar main basket; hasil belajar
dibidang fisika dan kimia, digunakan dalam mengatur kehidupan sehari-hari.
Hasil studi yang dipindahkan atau dialihkan itu dapat berupa pengetahuan
(informasi verbal), kemahiran intelektual, pengaturan kegiatan kognitif,
ketrampilan motorik dan sikap. Berkat pemindahan dan pengalihan hasil belajar
itu, seseorang memperoleh keuntungan atau mengalami hambatan dalam mempelajari
sesuatu dibidang studi yang lain.
Transfer dalam
belajar ada yang bersifat positif dan ada yang negatif. Transfer belajar
disebut positif jika pengalaman-pengalaman atau kecakapan-kecakapan yang telah
dipelajari dapat diterapkan untuk mempelajari situasi yang baru, contoh
ketampilan mengendarai sepeda motor, akan mempermudah belajar mengendarai
kendaraan bermotor roda empat. Atau dengan kata lain, respon yang lama dapat
memudahkan untuk menerima stimulus yang baru. Disebut transfer negatif jika
pengalaman atau kecakapan yang lama menghambat untuk menerima pelajaran/kecakapan
yang baru. Contoh ketrampilan mengemudikan kendaraan bermotor dalam arus lalu
lintas yang bergerak di sebelah kiri jalan, yang diperoleh seseorang selama
tinggal di indonesia, akan menimbulkan kesulitan bagi orang itu bila ia
dipindah ke salah satu negara eropa barat, yang arus lalu lintasnya bergerak
disebelah kanan jalan.
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian transfer belajar?
2. Apa saja macam-macam transfer
belajar?
3. Apa saja teori-teori dalam transfer
belajar?
4. Apa saja factor yang berperan dalam
transfer belajar?
5. Apa saja peran factor dan peran guru
dalam transfer belajar?
C. TUJUAN
Dari
makalah ini bertujuan agar pembaca lebih paham tentang pengertian, macam-macam, pandangan dan faktor yang mempengaruhi dari transfer belajar.
D. MANFAAT
Adanya makalah ini bermanfaat agar lebih bisa menciptakan lingkungan belajar
yang efektif dan kondusif agar tercipta transfer belajar yang positif agar
dapat mencapai tujuan belajar yang diinginkan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN TRANSFER BELAJAR
Istilah “transfer belajar”
berasal dari bahasa Inggris “transfer of learning” dan berarti ;
pemindahan atau pengalihan hasil belajar yang diperoleh dalam bidang studi yang
satu ke bidang studi yang lain atau ke kehidupan sehari-hari. Pemindahan
atau pengalihan itu menunjuk pada kenyataan, bahwa hasil belajar yang
diperoleh,digunakan di suatu bidang studi atau situasi di luar lingkup
pendidikan. Pemindahan atau pengalihan itu menunjuk pada kenyataan, bahwa hasil
belajar yang diperoleh, digunakan di suatu bidang atau situasi di luar lingkup
bidang studi di mana hasil itu mula-mula diperoleh.
Kata “pemindahan ketrampilan” tidak berkonotasi hilangnya ketrampilan melakukan
sesuatu pada masa lalu karena diganti dengan ketrampilan baru pada masa
sekarang. Misalnya, hasil belajar di cabang olahraga main bola tangan,
digunakan dalam belajar main basket, dan lain-lain. Berkat
pemindahan atau pengalihan hasil belajar itu, seseorang memperoleh keuntungan
atau mengalami hambatan dalam Istilah
transfer belajar berasal dari bahasa inggris “transfer of learning” dan berarti
: pemindahan atau pengalihan hasil belajar yang diperoleh dalam bidang studi
yang satu ke bidang studi yang lain atau ke kehidupan sehari-hari diluar
lingkup pendidikan sekolah.
Pemindahan
atau pengalihan ini menunjuk pada kenyataan, bahwa hasil belajar yang diperoleh,
digunakan di suatau bidang atau situasi diluar lingkup bidang studi dimana
hasil itu mula-mula diperoleh. Misalnya, hasil belajar bidang studi geografi,
digunakan dalam mempelajari bidang studi ekonomi; hasil belejardicabang
olahraga main bola tangan, digunakan dalam belajar main basket; hasil belajar
dibidang fisika dan kimia, digunakan dalam mengatur kehidupan sehari-hari.
Hasil studi yang dipindahkan atau dialihkan itu dapat berupa pengetahuan
(informasi verbal), kemahiran intelektual, pengaturan kegiatan kognitif,
ketrampilan motorik dan sikap. Berkat pemindahan dan pengalihan hasil belajar
itu, seseorang memperoleh keuntungan atau mengalami hambatan dalam mempelajari
sesuatu dibidang studi yang lain.
Sehubungan dengan pentingnya transfer
belajar maka guru dalam proses pembelajaran harus membekali si belajar dengan
kemampuan-kemampuan yang nantinya akan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karenanya pelu diciptakan kondisi yang memungkinkan transfer belajar
positip dapat terjadi mempelajari sesuatu di bidang studi yang lain atau dalam
pengaturan kehidupan sehari-hari.
2. MACAM-MACAM TRANSFER BELAJAR
a. Transfer
positif
Transfer yang berefek lebih baik terhadap kegiatan
belajar selanjutnya. Transfer positif yakni belajar dalam situasi yang dapat
membantu belajar dalam situasi-situasi lain. “Memperoleh keuntungan’ berarti
bahwa pemindahan atau pengalihan hasil belajar itu berperanan positif, yaitu
mempermudah dan menolong dalam menghadapi tugas belajar yang lain dalam kurikulum di sekolah atau
dalam mengatur kehidupan sehari-hari, transfer
belajar demikian tersebut disebut “transfer positif”.
Transfer positif, akan mudah terjadi pada diri seorang
siswa apabila situasi belajarnya dibuat sama atau mirip dengan situasi
sehari-sehari yang akan ditempati siswa tersebut kelak dalam mengaplikasikan pengetahuan dan
ketrampilan yang telah dipelajari di sekolah. Misalnya, siswa yang telah
pandai membaca Al-Qur’an akan secara otomatis mudah belajar Bahasa Arab, karena
ada kesamaan elemen (sama-sama bertulisan arab). Pengetahuan tentang letak
geografis suatu daerah, akan sangat membantu dalam memahami masalah
perekonomian yang dihadapi oleh penghuni daerah itu, ketrampilan mengendarai
sepeda motor akan mempermudah belajar mengendarai kendaraan roda empat.
b. Transfer
negatif
Transfer yang
berefek buruk terhadap kegiatan belajar selanjutnya. Transfer negatif dapat
dialami seorang siswa apabila ia belajar dalam situasi tertentu yang memiliki
pengaruh merusak
atau mengalami hambatan terhadap ketrampilan/pengetahuan yang
dipelajari. “Mengalami hambatan” berarti bahwa pemindahan atau
pengalihan hasil belajar itu berperanan negatif, yautu mempersukar dan
mempersulit dalam menghadapi tugas belajar yang lain dalam rangka kurikulum
sekolah, atau dalam mengatur kehidupan sehari-hari, transfer belajar yang
demikian disebut “transfer negatif”.
Menghadapi
kemungkinan terjadinya tranfer negatif itu, yang penting bagi guru adalah
menyadari dan sekaligus menghindari para siswanya dari situasi-situasi belajar
tertentu yang diduga keras berpengaruh negatif terhadap kegiatan belajar para
siswa tersebut pada masa yang akan datang.
Misalnya,
Ketrampilan mengemudi kendaraan bermotor dalam arus lalu lintas yang bergerak
disebelah kiri jalan, yang diperoleh seseorang selama tinggal di Indonesia,
akan menimbulkan kesulitan bagi orang itu bila pindah ke salah satu negara
Eropa Barat, yang arus lalu lintasnya bergerak di sebelah kanan
jalan. Pengetahaun akan
semjumlah kata dalam bahasa Jerman, akan menghambat dalam mempelajari dalam
mengkomunikasikan pikiran dan perasaan kepada orang lain selama bertahun-tahun
sesudah tamat sekolah.
Individu yang sudah terbiasa mengetik dengan menggunakan dua jari, kalau
belajar mengetik dengan sepuluh jari akan lebih banyak mengalami kesukaran
daripada orang yang baru belajar mengetik. Artinya, ketrampilan yang
sebelumnya sudah dimiliki menjadi penghambat belajar ketrampilan lainnya.
c. Transfer
vertikal
Transfer yang berefek baik terhadap
kegiatan belajar/pengetahuan yang lebih tinggi. Transfer vertikal (tegak lurus)
dapat terjadi dalam diri seorang siswa apabila pelajaran yang telah
dipelajari dalam situasi tertentu membantu siswa tersebut dalam menguasai
pengetahuan/ketrampilan yang lebih tinggi atau rumit.
Misalnya,
seorang ssiwa SD yang telah menguasai psrinsip penjumlahan dan pengurangan pada
waktu duduk di kelas II akan mudah mempelajari perkalian pada waktu dia duduk
di kelas III.
d.
Transfer lateral
Transfer yang berefek baik terhadap
kegiatan belajar pengetahuan/ketrampilan yang sederajat. Tranfer lateral (ke
arah samping) dapat terjadi dalam diri seorang siswa apabila ia mampu
menggunakan materi yang telah dipelajarinya untuk mempelajari materi yang sama
kerumitannya dalam situasi-situasi yang lain. Dalam hal ini, perubahan waktu
dan tempat tidak mengurangi mutu hasil belajar siswa tersebut.
Misalnya,
seorang lulusan STM yang telah menguasai tehknologi “X” dari sekolahnya dapat
menjalankan mesin tersebut di tempat kerjanya. Di samping itu juga mampu
mengikuti pelatihan menggunakan tekhnologi mesin-mesin lainnya yang mengandung
elemen dan kerumitan kurang lebih sama dengan mesin “X” tadi.
3. TEORI TENTANG TRANSFER BELAJAR
Secara umum para ahli berpendapat
bahwa trasfer dalam belajar itu bisa terjadi, akan tetapi, apa yang sebenarnya
hakekat trasfer itu dan bagaimana dalam belajar, Para ahli berbeda pendirian.
Yang secara garis besar dapat dibedakan menjadi tiga teori yaitu:
a a.
Teori
disiplin formal
Bertitik tolak dari anggapan bahwa jiwa
manusia terdiri dari berbagai daya seperti daya ingat dan daya pikir, maka
mereka beranggapan bahwa transfer belajar hanya dapat terjadi bila “diperkuat”
dan “didisiplinkan” dengan latihan-latihan yang keras dan terus menerus.
Setelah daya-daya tersebut terlatih maka akan mudah terjadi transfer secara
otomatis ke bidang-bidang lain.
b. Teori elemen identik
Pandangan
ini dipelopori oleh edwardthorndike, yang berpendapat bahwa transfer belajar
dari satu bidang studi kebidang studi yang lain atau idang studi sekolah ke
kehidupan sehari-hari, terjadi berdasarkan adanya unsur-unsur yang sama dalam
kedua bidang studi atau antara bidang studi di sekolah ke kehidupan
sehari-hari. Makin banyak unsur yang sama makin besar kemungkinan terjadi
tarnsferbelajar.Dengan kata lain terjadinya transfer belajar sangat tergantung
dari banyak sedikitnya kesamaan unsur-unsur. Misalnya antara bidang studi
aljabar dan ilmu ukur dll.
Mula-mula
thorndike mengartikan “elemen identik” sebagai unsur yang sungguh-sungguh sama
(=identik) kemudian pengertian identik diartikan sebagai “ada kesamaan,
sejenis” perubahan pandangan ini membuat teorinya tentang transfer belajar
lebih mudah dapat diterima.
Menurut
teori ini hakekat transfer belajar adalah pengalihan dari penguasaan suatu
unsur tertentu pada bidang studi yang lain, makin banyak adanya unsur-unsur
yang sama akan semakin besar terjadinya transfer belajar positip.
c.
Teori generalisasi
Peletak pandangan ini
adalah Charles Judd, ia beranggapan bahwa transfer bisa terjadi bila situasi
baru dan situasi lama telah dipelajari mempunyai kesamaan prinsip, pola atau
struktur, tidak kesamaan unsur-unsur. Seseorang memahami prinsip demokrasi akan
mampu mengamalkan dalam situasi yang berbeda, demikian pula prinsip ekonomi,
hukum, pendidikan dan lain-lain. Ketiga teori diatas, sampai sekarang masih
menunjukkan kebenaran, kemampuan berfikir logis sistematis, ternyata cukup
membantu dibidang-bidang lain (Ilmu Jiwa Daya). Unsur-unsur yang sama atau
pola-pola yang mirip bila dipahami betul orangpun tertolong dalam menghadapi
situasi yang sama sekali baru (elemen identik dan generasi).
4. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPERANAN DALAM TRANSFER
BELAJAR YAKNI ;
a.
Proses belajar
Proses belajar, kesungguhan
motivasi belajar, dan kadar konsentrasi terhadap terhadap pelajaran. Siswa
diharapkan bersungguh-sungguh dalam mengolah materi pelajaran, dan ini juga
tergantung dari motivasi belajar dan sejauhmana kadar konsentrasinya.
Maka, siswa yang kurang melibatkan diri dalam proses belajar, kurang cermat
dalam dalam persepsi dan kurang mendalam dalam mengolah materi pelajaran, tidak
diharapkan akan mengadakan transfer belaJar. Semua ini berkaitan dengan tata cara
belajar atau tekhnik-tekhnik studi, apakah efisien dan efektif. Maka makin tata
cara belajar itu, makin meningkat pula kemungkinan siswa akan mengadakan
transfer belajar.
b. Hasil belajar
Hasil studi yang dipindahkan atau dialihkan
itu dapat berupa pengetahuan (informasi verbal), kemahiran intelektual,
pengaturan kegiatan kognitif, ketrampilan motorik dan sikap.Hasil belajar yang
lama dapat memudahkan untuk menerima stimulus yang baru. Jadi baik atau
tidaknya, sedikit atau banyaknya hasil belajar yang diperoleh sebelumnya dapat
mempengaruhi transfer belajar atau proses belajar selanjutnya.
c.
Bahan/materi bidang-bidang studi
Bahan atau materi dalam bidang studi, metode
atau prosedur kerja yang diikuti dan sikap dibutuhkan dalam bidang studi. Transfer belajar mengendalikan
adanya kesamaan, maka kesamaan antara daerah/bidang studi atau antara
bidang studi dan kehidupan sehari-hari itu, secara nyata harus ada. Adanya
kesamaan juga meliputi taraf intelegensi, minat, dan perhatian.
d. Faktor-faktor subyektifitas dipihak siswa
Faktor-faktor
subyektif siswa, antara lain taraf intelegensi (kemampuan belajar), minat,
motivasi dan perhatian.
Misalnya, Siswa yang memiliki motivasi intrinsik, yang
merasa senang dalam belajar di sekolah dan yang mampu mengolah dengan baik dan
secara mendalam, akan jauh lebih siap untuk mengadakan transfer belajar,
dibandingkan dengan siswa yang kurang bermotivasi, kurang berperasaan senang
dan kurang mampu mengolah dengan baik.
e. Sikap dan usaha guru
Kesadaran dan usaha dari guru untuk mendampingi siswa dalam mengadakan
transfer belajar. Sikap guru yang menyadari, bahwa tanggungjawab nya
tidak hanya terbatas paa bidang studi tertentu, tetapi juga mencakup usaha
jujur untuk membentuk kepribadian siswa secara kesluruhan, dalam perkembangan
intelektual, efektif (sikap) dan sosial.
5. PERANAN GURU DALAM MENINGKATKAN TRANSFER
Kurikulum sekolah yang telah
banyak meyajikan sejumlah mata pelajaran yang untuk dipelajari oleh anak didik,
adalah menuntut sejumlah guru yang masing-masing memegang mata pelajaran,
sesuai dengan keahliannya agar dengan mudah dan jelas menanamkan pengertian
tentang kaidah, prinsip, dalil dalam mata pelajaran tersebut dalam struktur
kognitif anak didik, sehingga hasil belajar dalam mata pelajaran itu dapat ditransfer
untuk memperoleh pengetahuan/ keterampilan dalam mempelajari mata pelajaran
yang lain.
Kesamaan unsur-unsur tententu
dalam mata pelajaran tertentu dapat ditransfer secara timbal balik. Agar
transfer dalam belajar terjadi, prinsip korelasi mutlak diperlukan jembatan
penghubung antara materi pelajaran yang telah dikuasai sebelumnya dalam mata
pelajaran yang berbeda.
Pemberian mata pelajaran dengan penjelasan yang lebih mendekati realitas
kehidupan sehari-hari, membuat hasil belajar lebih bermakna. Mata pelajaran
tidak lagi dianggap terpisah, tetapi merupakan bagian dari kehidupan. Anak
didik tidak lagi menganggap mata pelajaran sebagai teori tanpa guna, tetapi
dianggap sebagai mata pelajaran yang hasil dari mempelajarinya dapat digunakan
untuk memecahkan berbagai masalah kehidupan di luar sekolah.
Guru harus menjelaskan bahwa mata
pelajaran yang dipelajari di sekolah akan bernilai guna dalam kehidupan
masyarakat. Penguasaan mata pelajaran agama dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT dalam menjalani jembatan kehidupan
yang fana. Penjelasan tentang nilai guna mata pelajaran akan meningkatkan
transfer dalam belajar. Itulah hasil belajar yang produktif, tepat guna, dan
berguna bagi masyarakat dan anak itu sendiri.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Transfer belajar pemindahan atau
pengalihan hasil belajar yang diperoleh dalam bidang studi yang satu ke bidang
studi yang lain atau ke kehidupan sehari-hari diluar lingkup pendidikan
sekolah.
2. Macam-macam
Transfer Belajar
a. Transfer Belajar Positifb. Transfer Belajar Negatif
c. Transfer Belajar Vertikal
d. Transfer Belajar Lateral
3. Ada tiga teori tentang trnsfer
belajar
a. Teori disiplin formal
b. Teori elemen identik
c. Teori generalisasi
a. Teori disiplin formal
b. Teori elemen identik
c. Teori generalisasi
4. Faktor-faktor yang berperan dalam
transfer belajar
a.
Proses belajar
b. Hasil belajar
c. Bahan/materi bidang-bidang studi
d. Faktor-faktor subyektifitas dipihak siswa
e. Sikap dan usaha guru
b. Hasil belajar
c. Bahan/materi bidang-bidang studi
d. Faktor-faktor subyektifitas dipihak siswa
e. Sikap dan usaha guru
B. Saran
Begitu pentingnya transfer belajar
maka guru dalam proses pembelajaran harus membekali si belajar dengan
kemampuan-kemampuan yang nantinya akan bermanfaat ke bidang studi lainnya atau
dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Syah, Muhibbin. 2002. Psikologi Pendidikan Dengan
Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya.
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran
(Yogyakarta) : Media Abadi, 2004)