Monday, January 25, 2016

Makalah Manajemen Humas (Hubungan Masyarakat)


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

     
   Pada dasarnya manajemen hubungan masyarakat atau sering disebut humas merupakan bidang atau fungsi tertentu yang diperlukan oleh setiap organisasi, baik itu organisasi bersifat komersial (perusahaan) maupun orgnisai non komersial. Sekolah tidak terlepas di dalam masyarakat, oleh masyarakat  dan untuk masyarakat. Program sekolah hanya dapat berjalan lancar apabila mendapat dukungan masyarakat. Oleh karena itu pimpinan sekolah perlu terus menerus membina hubungan yang baik antara sekolah dan masyarakat.
Humas merupakan bagian yang integral didalam organisasi. Adapun fungsi humas bertujuan untuk menciptakan dan mengembangkan persepsi terbaik bagi suatu lembaga, organisasi, lembaga pendidikan, yang kegiatannya langsung ataupun tidak langsung mempunyai dampak bagi masa depan organisasi atau lembaga[1] Dengan demikian terciptanya hubungan yang baik sekolah dengan masyarakat akan lebih memudahkan dalam pemberian informasi kepada masyarakat tentang program-prgoram dan problem-problem yang dihadapi, agar masyarkat mengetahui dan memahami masalah-masalah yang dihadapi sekolah. Dari pemahaman dan pengertian ini dapat dihadapkan adanya umpan balik yang sangat berguna bagi pengembangan program sekolah lebih lanjut dan diharapkan pula tumbuhnya rasa simpati masyarakat terhadap program-program sekolah, yang dapat mengundang partisipasi yang aktif masyarkat.

B. Rumusan Masalah  
1.      Apa pengertian manajemen?
2.      Apa pengertian humas?
3.      Apa pengertian pendidikan?
4.      Apa yang dimaksud manajemen humas pendidikan?
5.      Apa saja jenis-jenis humas pendidikan?
6.      Apa saja  komunikasi prasekolah itu?
7.      Apa saja komunikasi dalam sekolah itu?

C. Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian manajemen
2.      Untuk mengetahui pengertian humas
3.      Untuk mengetahui pengertian pendidikan
4.      Untuk mngetahui apa yang dimaksud manajemen humas pendidikan
5.      Untuk mengetahuai jenis-jenis humas pendidikan
6.      Untuk mengetahui komunikasi prasekolah
7.      Untuk mengetahui komunikasi dalam sekolah.


 
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Manajemen

Menurut Malayu hasibuan dalam bukunya manajemen dasar kata manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur, dengan demikian manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses sumber daya manusia dan sumber-sumber lainya secara efektif dan efesien untuk mencapai tujuan tertentu. “Sedangkan menurut G.R Terry manajemen adalah proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanna, pengorganisasian, pengarhan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah di tentukan.[2]
Adapun menurut Mary Parker Follet di dalam buku manajemen adalah seni dalam menyelesaikan pekerjaa melalui orang lain[3]. Definisi ini mengandung arti bahwa para menejer mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang mungkin di perlukan atau tidak melakukan tugas itu sendiri. Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan manajemen pada dasarnya merupakan seni atau proses dalam menyelesaikan sesuatu yang terkait dalam pencapaian tujuan.

2. Pengertian Humas

Definisi humas menurut Edward L. Berney, dalam bukunya The Engineering of Consent adalah membujuk public untuk memiliki niat baik. Bahkan hingga saat ini, masih banyak praktisi humas berpandangan bahwa humas hanya sebagi kominikasi dua arah yang bertujuan membujuk pihak lain.[4] Sedangkan menurut pengertian Frank Jefkins adalah suatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana , baik kedalam  maupun luar anatar suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan –tujuan spesifik yang berlandaskan  pada salaing pengertian.[5] Dengan demikian Humas dapat diartikan sebagai suatu kegiatan usaha yang berencana yang menyengkut i’tikad baik, rasa simpati, saling mengerti untuk memperoleh pengakuan penerimaan, dan dukungan masyarakat melalui komunikasi dan sarana lain (media massa) untuk mencapai kemanfatan dan kesepakatan bersama.
       

3. Pengerian Pendidikan

Pengertian pendidikan menurut Undang Undang SISDIKNAS no. 20 tahun 2003, adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran sedemikian rupa supaya peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya secara aktif supaya memiliki pengendalian diri, kecerdasan, keterampilan dalam bermasyarakat, kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian serta akhlak mulia.

4. Pengertian Manajemen Humas Pendidikan

        Berbicara tentang humas pasti ingatan kita akan tertuju pada hal yang berhubungan dengan komunikasi, konfrensi pers, informasi, public relation. Secara gampang diibaratkan sebagai penyampaian segala informasi. Menurut kamus Fund and Wagnel Pengertian Humas adalah segenap kegiatan dan teknik/kiat yang digunakan organisasi atau individu untuk menciptakan atau memelihara suatu sikap dan tanggapan yang baik dari pihak luar terhadap keberadaan dan aktivitasnya.[6] Sedangkan pengertian Manajemen Humas dalam Pendidikan adalah Rangkaian pengelolaan yang berkaitan dengan kegiatan hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat (orang tua murid) yang dimaksudkan untuk menunjang proses belajar mengajar di lembaga pendidikan bersangkutan.
        Tujuan humas itu sendiri adalah untuk memastikan bahwa niat baik dan kiprah organisasi yang bersangkutan senantiasa dimengerti oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Setiap organisasi dinilai berdasarkann sepak terjangnya. Humas itu jelas berkaitan dengan niat baik dan reputasi.
Komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses penyampaian berita dari suatu sumber berita kepada orang lain. Memberikan berita kepada orang lain merupakan proses pemindahan ide, penyampaian berita sendiri maupun ide dari orang lain.
Komponen-komponen dalam komunikasi adalah:
  1. Sumber atau sumber berita
Adalah tempat yang menunjuk pada asal diperolehnya suatu gagasan atau ide. Sumber ini harus jelas, lengkap dan mudah dipahami.
  1. Pengirim berita
Pengirim pesan atau ide diebut sebagai komunikator atau cooder.  Pengirim berita dituntut suatu persyaratan bahasa yang harus baik. Bagi seseorang  yang akan menyempaikan berita kepada orang lain, harus sehat, tidak dalam kegiatan setengah tidur, tidak gugup dan sebagainya.
  1. Berita atau pesan atau isyarat
Berita yang disampaikan biasanya berbentuk simbol-simbol yang mengandung arti. Pesan tersebut dapat berupa:
Gerak: lambaian tangan, anggukan kepala, kerlingan mata, dan sebagainya.
Suara: dentuman meriam, klakson, dering, bahasa, dan sebagainya.
Benda: Tanda, tulisan, bendera putih, sabuk hitam, dan sebagainya
  1. Media atau sarana penyampai berita
Yaitu benda yang digunakan untuk menyampaikan berita misalnya, surat kabar (untuk berita tertulis) bahasa bermakna, televisi (berita gambar dan suara), seorang penyanyi dan sebagainya.
  1. Penerima berita (komunikasi)
Yaitu orang yang diberi berita atau orang yang menjadikan sasaran untuk dipengaruhi oleh pengirim berita. Dalam teori komunikasi antara pengirim berita dengan penerima berita harus ada kepentingan bersama, ada saling pengertian dan saling ketergantungan.
  1. Tujuan komunikasi
Seseorang yang mengirim berita tentu saja mempunyai tujuan untuk mempengaruhi penerima pesan atau berita tersebut.

5. Jenis-Jenis Humas Pendidikan
Humas pendidikan meliputi pembicaraan hubungan masyarakat luas yang pesanya berupa masalah-masalah pendidikan. Jadi dalam kegiatan humas terkandung suatu kegiatan komunikasi. Hmas pendidikan bukan hanya terjadi di sekolah saja, akan tetapi dapat menyangkut semua bentuk komunikasi tentang masalah pendidikan.
Pentingnya Humas Pendidikan dapat diterangkan sebagai berikut:
  1. Humas merupakan suatu kegiatan yang sangat diperlukan dalam semua  pelaksanaan pekerjaan yang memiliki sarana untuk mengenalkan diri kepada masyarakat luas tentang apa yang sedang dan akan dikerjakan.
  2. Humas merupakan alat untuk menyebarkan gagasan kepada orang lain.
  3. Humas dapat digunakan sebagai sarana untuk memperoleh bantuan yang
  4. diperlukan dari orang atau badan lain.
  5. Humas mendorong usaha seseorang atau suatu badan untuk membuka diri agar diberikan masukan dengan kritik dan saran dari orang lain.
  6. Humas memenuhi keingintahuan manusi dalam rangka memenuhi naluri untuk selalu berkembang.
Kegiatan humas selalu dengan komunikasi. Jika ditinjau dari segi komunikasi, maka dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:  
1.   Komunikasi formal
Yaitu komunikasi yang dilakukan oleh petugas-petugas yang ditunjuk oleh lembaga atau instansi untuk melakukan kegiatan humas. Kegiatan komunikasi formal ini dilakukan secara sistematis, terencana tujuanya dan dinyatakan dengan jelas.
2.   Komunikasi informal
Yaitu semua pemindahan gagasan atau ide yang dilakukan melalui jalur yang tidak direncanakan terlebih dahulu. Komunikasi informal kadang mempunyai keuntungan antara lain:
a.    Penyebaran inormasi dapat langsung kepada tujuanya karena tidak usah melalui prosedur tertentu.
b.     Tidak mengenal batas-batas organisasi sehingga lebih fleksibel
c.     Komunikasi berlangsung dalam suasana yang akrab, dengan lebih banyak penjelasan yang rinci yang akhirnya bermanfaat bagi kelancarn komunikasi formal.
d.    Tidak mengenal batas waktu, artinya dapat dilakukan sewaktu-waktu tidak mengenal hari libur).
6. Komunikasi Persekolahan
Apabila sekolah dipandan sebagai suatu organisasi maka komunikasi yang terjad dibedakan menjadi dua:
1.    Komunikasi internal
Komunikasi internal adalah komunikasi yang terjadi di dalam sekolah, yakni:
a.       Antara kpala sekolah dengan guru
b.      Antara kepala sekolah dengan siswa
c.       Antara kepala sekolah dengan tata usaha
d.      Antar guru dengan guru
e.       Antara guru dengan sisiwa
f.       Antara guru dengan tata usaha
g.      Antara siswa dengan tata usaha
 2.  Komunikasi ekstrnal
Komunikasi eksternal yaitu komunikasi yang terjadi antara sekolah dengan masyarakat yakni orang tua atau wali siswa dan masyarakat pada umumnya.
Ditinjau dari arah komunikasinya maka dapat dibedakn menjadi:
 a. Komunikasi ke atas, yaitu komunikasi yang dilakukan oleh lembaga yang
     dituju. Isi komunikasi dapat berupa:
1.    Laporan
Terdiri atas laporan perencanaan, misalkan pengajuan program kerja yang dibuat oleh sekolah kepada kepala bidang, usul kebutuhan sekolah, satuan pelajaran yang dibuat oleh guru yang ditujukan kepda sekolah dan sebagainya, dan laporan pelaksanaan program misalnya laporan penerimaan siswa baru, laporan pelaksanaan UAN dan sebagainya.
2.  Informasi
Yaitu laporantentang kejadian-kejadian yang terjadi di sekolah yang tidak  saluran air, ada siswa yang memenangkan lomba mengarang dan sebagainya.
3.    Keluhan dan Saran
Dalam negara demokrasi terus terjalin suatu hubungan yang erat dan bebas antara atasan dengan bawahan. Oleh karena itu iklim demokrasi ini juga harus ditumbuhkan sebaik-baiknya. Adanya keluhan dan saran-saran dari bawahan bukan merupakan suatu yang hanya perlu diterima, tetapi juga perlu ditangani dan dilaksanakan sepanjang masih dalam batas-batas kewajaran.
b.    Komunikasi ke bawah, yaitu komunikasi yang diberikan oleh atasan kepada bawahan dalam jalur organisasi. Komunikasi ke bawah terjadi:
1.      Dari mentri pendidikan dan kebudayaan kepada instansi di daerah, yaitu Kanwil Depdikbud.
2.      Dari kepala Kanwil ke kepala bidang
3.      Dari kepala sekolah kepada guru-guru, tata usaha dan siswa.

Tujuan komunikasi ke bawah adalah untuk memberitahu, menyadarkan, mendorong, mempengaruhi, memerintahkan agar bawahan bersikap dan bertindak sesuai isi pesan dan tujuannya. Wujud komunikasi ke bawah yang berifat kedinasan yang datang dari departemen pendidikan dan kebudayaan maupun kantor wilayah Depdikbud selalu dalam bentuk tertulis, teguran, edaran, surat keputusan, pemberitahuan, pedoman dan lain sebagainya.
Disamping komunikasi menegak (vertikal) ada juga komunikasi horisontal, yaitu komunikasi yan dilakukan oleh sekolah dengan instansi-instansi lai yang bersifat resmi. Komunikasi jenis ini terbagi atas:
a.    Komunikasi antara sekolah dengan instansi sejenis baik dalam lingkup yang khusus (antara SMK dengan SMK lainnya) maupun lingkup yang luas (antar SMK dengan sekolah lain bukan hanya STM) yang mempunyai tujuan sama
b.    Komunikasi anatara sekolah dengan instansi lain yang tidak sejenis, misalnya antara sekolah dengan kantor telepon, bank, kantor keuangan dan sebagainya

G. Komunikasi Dalam Sekolah

    Bentuk-bentuk komunikasi dalam sekolah yaitu :
1.      Komunikasi antara kepala sekolah dengan guru, terjadi secara vertikal, mka arah komunikasi datang dari atas dan dari bawah atau komunikasi ke bawah dan ke atas.
Komunikasi ke bawah:
a. Pemberian petunjuk, memberikan tugas, pengarahan, penjelasan tentang pedoman pelaksnaan tugas, menjelaskan tentang tata kerja dan sebagainya.
b.  Memberikan perintah, untuk memberikan suatu tugas di luar rutinitas, yang belum disebutkan dalam petunjuk pembagian tugas, dan perintah-perintah itu.
c. Memberikan informasi baik secara lisan maupun tulisan, melalui  
    pengumuman maupun buku keliling atau edaran.
d. Pemberian pujian atau hadiah kepada guru yang telah melaksanakan tugas dengan baik
2.    Komunikasi antara kepala sekolah dengan tata usaha
Wujud komunikasi ini juga seperti yang dilakukan oleh guru, dengan perbedaan pada jenis dan lingkup pekerjaannya
3.   Komunikasi kepala sekolah dengan siswa, dapat dilakukan dengan tertulis
(pengumuman, edaran, teguran, sangsi) maupun secara lisan (pengumuman teguran dan peringatan)
4.   Komunikasi antara guru dengan guru
Hubungan kedinaan dapat berupa pertemuan dalam rapat sekolah, bekerjasama dalam membimbing kelompok, menyelesaikan tugas kelompok dan sebagainya. Hubungan tidak formal antar guru selain dimaksudkan untuk melancarkan pelaksanaan tugas bersama juga untuk mempererat kekeluargaan antara kawan yang satu dengan yang lain.
5.  Komunikasi antara guru dengan tata usaha, hampir tidak ada yang bersifat formal, karena guru dan pegawai TU berkedudukan sederajat tetapi berbeda dalam jenis tugas. Jenis komunikasi yang dijalin banyak pada hal yang bersifat tidak formal, seperti dalam bentuk pertemuan dan kunjungan. Dalam kedinasan komunikasi di arahkan pada usaha kerjasama dalam mencapai tujuan bersama yakni membina dan mengembangkan sekolah.
6.   Komunikasi anatara guru dengan siswa, dapat terjadi secara formal dikelas dalam proses belajar mengajar. Komunikasi tidak formal dimaksudkan untuk lebih memahami siswa agar dapat diketahui kelemahan, kelebihan, watak, karakter kebiasan dan hal yang diperlukan dalam kaitannya keuksesannya belajar siswa.
7.  Komunikasi antara siswa dengan pegawai tata usaha, misalnya surat-surat keterangan, pembayaran SPP, pengambilan buku presensi, buku kelas dan lain sebagainya. Jika diklasifikasikan ada urusan yang menyangkut pengajaran dan ada pula yang menyangkut urusan sekolah.
8.  Komunikasi antar siswa dengan siswa, dapat merupakan komunikasi yang formal (tetapi bukan dinas) yaitu jika terjadi didalam kelas dalam situasi belajar, tetapi lebih banyak yang bersifat non formal.

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang menunjang perkembangan masyarakat. Oleh karena itu masyarakat membutuhkan sekolah dan ikut bertanggung jawab atas pembinaan dan pengembangan sekolah. Yang dimaksud dengan masyarakat adalah orang, lembaga, badan pemerintah dan swasta, pasar, tokoh, dan lain sebagainya. Dalam bagian ini pembicaraan akan difokuskan pada komunikasi antara sekolah dengan orang tua murid berupa:
1.      Tujuan kerjasama sekolah dengan orang tua siswa
Dengan dasar kesamaan tanggung jawab dan kesamaan tujuannya, maka usaha kerjasama bertujuan untuk:
a.       Saling membantu dan saling mengisi. Dalam hal ini sekolah dapat memberikan informasi kepada orang tua mengena perkembangan ketakwaan kepada Tuhan YME, perkembangan kecerdasan dan ketrampilan, perkembangan budi pekerti, tingkah laku, pergaulannya serta kelemahan dn kelebihan siswa.
b.      Bantuan keuangan dan barang-barang, misalnya uang transport, alat pelajaran, buku tulis dan buku pelajaran, dan sebagainya.
c.       Untuk mencegah perbuatan-perbuatan yang kurang baik, misalnya tidak memasang reklame bioskopyang dapat merusak moral, tidak memutar film pada waktu pelajaran berlangsun, dan lain sebagainya.
2.      Bentuk kerjasama
   Usaha kerjasama antara sekolah dengan masyarakat dapat dilakukan dengan:
a.       Melalui organisasi BP3 (Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan)
b.      Melalui pertemuan misalnya dengan penyerahan siswa baru, wisuda,
b.      penyerahan rapor,dan pertemuan lain yang membicarakan
perkembangan sekolah.
c.       Melalui ceramah ilmiah, bazar, malam tutup tahun, dan sebagainya.
3.   Bidang kerjasama yang digarap
      Beberapa hal penting yang harus digarap dalam hubungan kerjasama antar   
      sekolah dengan orang tua antara lain:
a.  Bidang pendidikan mental, misalnya pengawasan terhadap siswa yang bolos,berbohong, tidak tertib, dan sebagainya.
b. Bidang pengembangan bakat: apabila ada bakat yang nampak menonjol
    dilakukan musyawarah bagaimana pengembanganya.
c. Bidang pengajaran, misalnya dalam mengawasi mengerjakan PR, tugas
    kelompok, keulitan belajar, kelambatan berfikir an lain sebagainya.
d. Pembinaan jasmani, misalnya penyakit yang diderita,kelainan, cacat slah satu angota tubuh, kidal, sering pingsan dan sebagainya.




BAB III
PENUTUP
A, Kesimpulan
     Dari Pengertian manajemen, humas dan pendidikan maka dapat kita simpulakan pengertian manajemen hubungan masyarakat merupakan komunikasi dua arah antara organisasi dengan publik (masyarakat) secara timbal balik dalam
rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan
pembinaan kerja sama serta pemenuhan kepentingan bersama. manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat di mulai dari pembenahan organisasi internal manajemen humas hingga kegiatan bersifat mambangun citra pendidikan, citra cermin, citra serba aneka lain sebagainya. Manajemen humas pendidikan membantu memelihara aturan bersama melalui saluran komunikasi kedalam dan keluar, agar tercapai saling pengertian atau kerja sama antara sekolah dengan masyarakat.
           













[1] Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, Jakarta: PT. RajaGrafindo, 2003, hal. 31
[2] Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Dasar, Pngertian dan Masalah, Jakarta: Bumi Aksara, 2001: hal ,2
[3] T. Hani Handoko, Manajemen Edisi 2, Yogyakarta: BPFE, 1986, hal .8
[4] Morissan, Manajemen Publik Relation Strategi menjadi Humas Profesional, Jakarta: Perdana Media Group,2008, hal.6
[5] Ibid hal 8


[6] Ibid,hal 11

1 comment: