BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya manajemen hubungan masyarakat atau sering disebut humas merupakan bidang atau fungsi tertentu yang diperlukan oleh setiap organisasi, baik itu organisasi bersifat komersial (perusahaan) maupun orgnisai non komersial. Sekolah tidak terlepas di dalam masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Program sekolah hanya dapat berjalan lancar apabila mendapat dukungan masyarakat. Oleh karena itu pimpinan sekolah perlu terus menerus membina hubungan yang baik antara sekolah dan masyarakat.
Humas merupakan bagian yang integral
didalam organisasi. Adapun
fungsi humas bertujuan untuk menciptakan dan mengembangkan persepsi terbaik bagi suatu lembaga, organisasi, lembaga pendidikan, yang kegiatannya langsung ataupun tidak
langsung mempunyai dampak bagi masa
depan organisasi atau lembaga[1] Dengan demikian
terciptanya hubungan yang baik sekolah dengan masyarakat akan lebih memudahkan dalam pemberian
informasi kepada masyarakat tentang program-prgoram dan problem-problem
yang dihadapi, agar masyarkat mengetahui dan memahami masalah-masalah yang
dihadapi sekolah. Dari pemahaman dan pengertian ini dapat dihadapkan adanya
umpan balik yang sangat berguna bagi pengembangan program sekolah lebih lanjut
dan diharapkan pula tumbuhnya rasa simpati masyarakat terhadap program-program
sekolah, yang dapat mengundang partisipasi yang aktif masyarkat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian manajemen?
2. Apa pengertian humas?
3. Apa pengertian pendidikan?
4. Apa yang dimaksud manajemen humas
pendidikan?
5. Apa saja jenis-jenis humas
pendidikan?
6. Apa saja komunikasi prasekolah itu?
7. Apa saja komunikasi dalam sekolah
itu?
C. Tujuan
1.
Untuk
mengetahui pengertian manajemen
2.
Untuk
mengetahui pengertian humas
3.
Untuk
mengetahui pengertian pendidikan
4.
Untuk
mngetahui apa yang dimaksud manajemen humas pendidikan
5.
Untuk
mengetahuai jenis-jenis humas pendidikan
6.
Untuk
mengetahui komunikasi prasekolah
7.
Untuk
mengetahui komunikasi dalam sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Manajemen
Menurut Malayu hasibuan dalam bukunya manajemen dasar kata manajemen
berasal dari kata to manage yang
artinya mengatur, dengan demikian manajemen adalah ilmu dan seni mengatur
proses sumber daya manusia dan sumber-sumber lainya secara efektif dan efesien
untuk mencapai tujuan tertentu. “Sedangkan menurut G.R Terry manajemen adalah
proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanna,
pengorganisasian, pengarhan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta
mencapai sasaran yang telah di tentukan.[2]
Adapun menurut Mary Parker Follet di dalam buku manajemen
adalah seni dalam menyelesaikan pekerjaa melalui orang lain[3].
Definisi ini mengandung arti bahwa para menejer mencapai tujuan-tujuan
organisasi melalui pengaturan orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang
mungkin di perlukan atau tidak melakukan tugas itu sendiri. Berdasarkan
pengertian diatas maka dapat disimpulkan manajemen pada dasarnya merupakan seni
atau proses dalam menyelesaikan sesuatu yang terkait dalam pencapaian tujuan.
2. Pengertian Humas
Definisi humas
menurut Edward L. Berney, dalam bukunya The Engineering of Consent adalah
membujuk public untuk memiliki niat baik. Bahkan hingga saat ini, masih banyak
praktisi humas berpandangan bahwa humas hanya sebagi kominikasi dua arah yang
bertujuan membujuk pihak lain.[4]
Sedangkan menurut pengertian Frank Jefkins adalah suatu yang merangkum
keseluruhan komunikasi yang terencana , baik kedalam maupun luar anatar suatu organisasi dengan
semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan –tujuan spesifik yang berlandaskan pada salaing pengertian.[5]
Dengan demikian Humas dapat diartikan sebagai suatu kegiatan usaha yang
berencana yang menyengkut i’tikad baik, rasa simpati, saling mengerti untuk
memperoleh pengakuan penerimaan, dan dukungan masyarakat melalui komunikasi dan
sarana lain (media massa) untuk mencapai kemanfatan dan kesepakatan bersama.
3. Pengerian Pendidikan
Pengertian
pendidikan menurut Undang Undang SISDIKNAS no. 20 tahun 2003,
adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran sedemikian rupa supaya peserta didik dapat
mengembangkan potensi dirinya secara aktif supaya memiliki pengendalian diri,
kecerdasan, keterampilan dalam bermasyarakat, kekuatan spiritual keagamaan,
kepribadian serta akhlak mulia.
4. Pengertian Manajemen Humas Pendidikan
Berbicara tentang humas pasti
ingatan kita akan tertuju pada hal yang berhubungan dengan komunikasi,
konfrensi pers, informasi, public relation. Secara gampang diibaratkan sebagai penyampaian segala
informasi. Menurut kamus Fund and Wagnel Pengertian Humas adalah segenap
kegiatan dan teknik/kiat yang digunakan organisasi atau individu untuk
menciptakan atau memelihara suatu sikap dan tanggapan yang baik dari pihak luar
terhadap keberadaan dan aktivitasnya.[6]
Sedangkan pengertian Manajemen Humas dalam Pendidikan adalah Rangkaian
pengelolaan yang berkaitan dengan kegiatan hubungan lembaga pendidikan dengan
masyarakat (orang tua murid) yang dimaksudkan untuk menunjang proses belajar
mengajar di lembaga pendidikan bersangkutan.
Tujuan
humas itu sendiri adalah untuk memastikan bahwa niat baik dan kiprah organisasi
yang bersangkutan senantiasa dimengerti oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
Setiap organisasi dinilai berdasarkann sepak terjangnya. Humas itu jelas
berkaitan dengan niat baik dan reputasi.
Komunikasi
dapat diartikan sebagai suatu proses penyampaian berita dari suatu sumber
berita kepada orang lain. Memberikan berita kepada orang lain merupakan proses
pemindahan ide, penyampaian berita sendiri maupun ide dari orang lain.
Komponen-komponen dalam komunikasi
adalah:
- Sumber atau sumber berita
Adalah
tempat yang menunjuk pada asal diperolehnya suatu gagasan atau ide. Sumber ini
harus jelas, lengkap dan mudah dipahami.
- Pengirim berita
Pengirim
pesan atau ide diebut sebagai komunikator atau cooder. Pengirim berita dituntut suatu persyaratan
bahasa yang harus baik. Bagi seseorang
yang akan menyempaikan berita kepada orang lain, harus sehat, tidak
dalam kegiatan setengah tidur, tidak gugup dan sebagainya.
- Berita atau pesan atau isyarat
Berita yang
disampaikan biasanya berbentuk simbol-simbol yang mengandung arti. Pesan
tersebut dapat berupa:
Gerak:
lambaian tangan, anggukan kepala, kerlingan mata, dan sebagainya.
Suara:
dentuman meriam, klakson, dering, bahasa, dan sebagainya.
Benda:
Tanda, tulisan, bendera putih, sabuk hitam, dan sebagainya
- Media atau sarana penyampai berita
Yaitu benda
yang digunakan untuk menyampaikan berita misalnya, surat kabar (untuk berita
tertulis) bahasa bermakna, televisi (berita gambar dan suara), seorang penyanyi
dan sebagainya.
- Penerima berita (komunikasi)
Yaitu orang
yang diberi berita atau orang yang menjadikan sasaran untuk dipengaruhi oleh
pengirim berita. Dalam teori komunikasi antara pengirim berita dengan penerima
berita harus ada kepentingan bersama, ada saling pengertian dan saling
ketergantungan.
- Tujuan komunikasi
Seseorang
yang mengirim berita tentu saja mempunyai tujuan untuk mempengaruhi penerima
pesan atau berita tersebut.
5.
Jenis-Jenis Humas Pendidikan
Humas
pendidikan meliputi pembicaraan hubungan masyarakat luas yang pesanya berupa
masalah-masalah pendidikan. Jadi dalam kegiatan humas terkandung suatu kegiatan
komunikasi. Hmas pendidikan bukan hanya terjadi di sekolah saja, akan tetapi
dapat menyangkut semua bentuk komunikasi tentang masalah pendidikan.
Pentingnya Humas Pendidikan dapat
diterangkan sebagai berikut:
- Humas merupakan suatu kegiatan yang sangat diperlukan dalam semua pelaksanaan pekerjaan yang memiliki sarana untuk mengenalkan diri kepada masyarakat luas tentang apa yang sedang dan akan dikerjakan.
- Humas merupakan alat untuk menyebarkan gagasan kepada orang lain.
- Humas dapat digunakan sebagai sarana untuk memperoleh bantuan yang
- diperlukan dari orang atau badan lain.
- Humas mendorong usaha seseorang atau suatu badan untuk membuka diri agar diberikan masukan dengan kritik dan saran dari orang lain.
- Humas memenuhi keingintahuan manusi dalam rangka memenuhi naluri untuk selalu berkembang.
Kegiatan
humas selalu dengan komunikasi. Jika ditinjau dari segi komunikasi, maka dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. Komunikasi formal
Yaitu
komunikasi yang dilakukan oleh petugas-petugas yang ditunjuk oleh lembaga atau
instansi untuk melakukan kegiatan humas. Kegiatan komunikasi formal ini
dilakukan secara sistematis, terencana tujuanya dan dinyatakan dengan jelas.
2. Komunikasi informal
Yaitu
semua pemindahan gagasan atau ide yang dilakukan melalui jalur yang tidak
direncanakan terlebih dahulu. Komunikasi informal kadang mempunyai keuntungan
antara lain:
a. Penyebaran inormasi dapat langsung
kepada tujuanya karena tidak usah melalui prosedur tertentu.
b. Tidak mengenal batas-batas
organisasi sehingga lebih fleksibel
c. Komunikasi berlangsung dalam
suasana yang akrab, dengan lebih banyak penjelasan yang rinci yang akhirnya
bermanfaat bagi kelancarn komunikasi formal.
d. Tidak mengenal batas waktu,
artinya dapat dilakukan sewaktu-waktu tidak mengenal hari libur).
6.
Komunikasi Persekolahan
Apabila sekolah dipandan sebagai
suatu organisasi maka komunikasi yang terjad dibedakan menjadi dua:
1. Komunikasi internal
Komunikasi internal adalah komunikasi yang terjadi di dalam
sekolah, yakni:
a. Antara kpala sekolah dengan guru
b. Antara kepala sekolah dengan siswa
c. Antara kepala sekolah dengan tata
usaha
d. Antar guru dengan guru
e. Antara guru dengan sisiwa
f. Antara guru dengan
tata usaha
g. Antara siswa dengan tata
usaha
2. Komunikasi ekstrnal
Komunikasi
eksternal yaitu komunikasi yang terjadi antara sekolah dengan masyarakat yakni
orang tua atau wali siswa dan masyarakat pada umumnya.
Ditinjau dari arah komunikasinya
maka dapat dibedakn menjadi:
a. Komunikasi ke atas, yaitu komunikasi
yang dilakukan oleh lembaga yang
dituju. Isi komunikasi dapat berupa:
1. Laporan
Terdiri
atas laporan perencanaan, misalkan pengajuan program kerja yang dibuat oleh
sekolah kepada kepala bidang, usul kebutuhan sekolah, satuan pelajaran yang
dibuat oleh guru yang ditujukan kepda sekolah dan sebagainya, dan laporan
pelaksanaan program misalnya laporan penerimaan siswa baru, laporan pelaksanaan
UAN dan sebagainya.
2. Informasi
Yaitu
laporantentang kejadian-kejadian yang terjadi di sekolah yang tidak saluran air, ada siswa yang memenangkan lomba
mengarang dan sebagainya.
3. Keluhan dan Saran
Dalam
negara demokrasi terus terjalin suatu hubungan yang erat dan bebas antara
atasan dengan bawahan. Oleh karena itu iklim demokrasi ini juga harus
ditumbuhkan sebaik-baiknya. Adanya keluhan dan saran-saran dari bawahan bukan
merupakan suatu yang hanya perlu diterima, tetapi juga perlu ditangani dan
dilaksanakan sepanjang masih dalam batas-batas kewajaran.
b. Komunikasi ke bawah, yaitu
komunikasi yang diberikan oleh atasan kepada bawahan dalam jalur organisasi.
Komunikasi ke bawah terjadi:
1. Dari mentri pendidikan dan
kebudayaan kepada instansi di daerah, yaitu Kanwil Depdikbud.
2. Dari kepala Kanwil ke kepala bidang
3. Dari kepala sekolah kepada
guru-guru, tata usaha dan siswa.
Tujuan
komunikasi ke bawah adalah untuk memberitahu, menyadarkan, mendorong,
mempengaruhi, memerintahkan agar bawahan bersikap dan bertindak sesuai isi
pesan dan tujuannya. Wujud komunikasi ke bawah yang berifat kedinasan yang
datang dari departemen pendidikan dan kebudayaan maupun kantor wilayah
Depdikbud selalu dalam bentuk tertulis, teguran, edaran, surat keputusan,
pemberitahuan, pedoman dan lain sebagainya.
Disamping
komunikasi menegak (vertikal) ada juga komunikasi horisontal, yaitu komunikasi
yan dilakukan oleh sekolah dengan instansi-instansi lai yang bersifat resmi.
Komunikasi jenis ini terbagi atas:
a. Komunikasi antara sekolah dengan
instansi sejenis baik dalam lingkup yang khusus (antara SMK dengan SMK lainnya)
maupun lingkup yang luas (antar SMK dengan sekolah lain bukan hanya STM) yang
mempunyai tujuan sama
b. Komunikasi anatara sekolah dengan
instansi lain yang tidak sejenis, misalnya antara sekolah dengan kantor
telepon, bank, kantor keuangan dan sebagainya
G. Komunikasi Dalam Sekolah
Bentuk-bentuk komunikasi dalam sekolah
yaitu :
1. Komunikasi antara kepala sekolah
dengan guru, terjadi secara vertikal, mka arah komunikasi datang dari atas dan
dari bawah atau komunikasi ke bawah dan ke atas.
Komunikasi
ke bawah:
a. Pemberian petunjuk, memberikan tugas, pengarahan,
penjelasan tentang pedoman pelaksnaan tugas, menjelaskan tentang tata kerja dan
sebagainya.
b. Memberikan perintah, untuk memberikan suatu
tugas di luar rutinitas, yang belum disebutkan dalam petunjuk pembagian tugas,
dan perintah-perintah itu.
c. Memberikan informasi baik secara lisan maupun tulisan,
melalui
pengumuman maupun
buku keliling atau edaran.
d. Pemberian pujian atau hadiah kepada guru yang telah
melaksanakan tugas dengan baik
2. Komunikasi antara kepala sekolah
dengan tata usaha
Wujud
komunikasi ini juga seperti yang dilakukan oleh guru, dengan perbedaan pada
jenis dan lingkup pekerjaannya
3.
Komunikasi kepala sekolah dengan
siswa, dapat dilakukan dengan tertulis
(pengumuman,
edaran, teguran, sangsi) maupun secara lisan (pengumuman teguran dan
peringatan)
4. Komunikasi antara guru dengan guru
Hubungan
kedinaan dapat berupa pertemuan dalam rapat sekolah, bekerjasama dalam
membimbing kelompok, menyelesaikan tugas kelompok dan sebagainya. Hubungan
tidak formal antar guru selain dimaksudkan untuk melancarkan pelaksanaan tugas
bersama juga untuk mempererat kekeluargaan antara kawan yang satu dengan yang
lain.
5. Komunikasi antara guru dengan tata usaha, hampir
tidak ada yang bersifat formal, karena guru dan pegawai TU berkedudukan
sederajat tetapi berbeda dalam jenis tugas. Jenis komunikasi yang dijalin
banyak pada hal yang bersifat tidak formal, seperti dalam bentuk pertemuan dan
kunjungan. Dalam kedinasan komunikasi di arahkan pada usaha kerjasama dalam
mencapai tujuan bersama yakni membina dan mengembangkan sekolah.
6. Komunikasi anatara guru dengan siswa, dapat
terjadi secara formal dikelas dalam proses belajar mengajar. Komunikasi tidak
formal dimaksudkan untuk lebih memahami siswa agar dapat diketahui kelemahan,
kelebihan, watak, karakter kebiasan dan hal yang diperlukan dalam kaitannya
keuksesannya belajar siswa.
7. Komunikasi antara siswa dengan pegawai tata usaha,
misalnya surat-surat keterangan, pembayaran SPP, pengambilan buku presensi,
buku kelas dan lain sebagainya. Jika diklasifikasikan ada urusan yang
menyangkut pengajaran dan ada pula yang menyangkut urusan sekolah.
8. Komunikasi antar siswa dengan siswa, dapat merupakan
komunikasi yang formal (tetapi bukan dinas) yaitu jika terjadi didalam kelas
dalam situasi belajar, tetapi lebih banyak yang bersifat non formal.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang menunjang
perkembangan masyarakat. Oleh karena itu masyarakat membutuhkan sekolah dan
ikut bertanggung jawab atas pembinaan dan pengembangan sekolah. Yang dimaksud
dengan masyarakat adalah orang, lembaga, badan pemerintah dan swasta, pasar,
tokoh, dan lain sebagainya. Dalam bagian ini pembicaraan akan difokuskan pada
komunikasi antara sekolah dengan orang tua murid berupa:
1.
Tujuan kerjasama sekolah dengan orang tua siswa
Dengan dasar kesamaan tanggung jawab
dan kesamaan tujuannya, maka usaha kerjasama bertujuan untuk:
a. Saling membantu dan saling mengisi.
Dalam hal ini sekolah dapat memberikan informasi kepada orang tua mengena
perkembangan ketakwaan kepada Tuhan YME, perkembangan kecerdasan dan
ketrampilan, perkembangan budi pekerti, tingkah laku, pergaulannya serta
kelemahan dn kelebihan siswa.
b. Bantuan keuangan dan barang-barang,
misalnya uang transport, alat pelajaran, buku tulis dan buku pelajaran, dan sebagainya.
c. Untuk mencegah perbuatan-perbuatan
yang kurang baik, misalnya tidak memasang reklame bioskopyang dapat merusak
moral, tidak memutar film pada waktu pelajaran berlangsun, dan lain sebagainya.
2. Bentuk kerjasama
Usaha kerjasama antara sekolah dengan
masyarakat dapat dilakukan dengan:
a. Melalui organisasi BP3 (Badan
Pembantu Penyelenggara Pendidikan)
b. Melalui pertemuan misalnya dengan
penyerahan siswa baru, wisuda,
b. penyerahan rapor,dan pertemuan lain
yang membicarakan
perkembangan
sekolah.
c. Melalui ceramah ilmiah, bazar, malam
tutup tahun, dan sebagainya.
3. Bidang kerjasama yang digarap
Beberapa hal
penting yang harus digarap dalam hubungan kerjasama antar
sekolah dengan
orang tua antara lain:
a. Bidang pendidikan mental, misalnya pengawasan
terhadap siswa yang bolos,berbohong, tidak tertib, dan sebagainya.
b. Bidang pengembangan bakat: apabila ada bakat yang nampak
menonjol
dilakukan
musyawarah bagaimana pengembanganya.
c. Bidang pengajaran, misalnya dalam mengawasi
mengerjakan PR, tugas
kelompok, keulitan
belajar, kelambatan berfikir an lain sebagainya.
d. Pembinaan jasmani, misalnya penyakit yang diderita,kelainan,
cacat slah satu angota tubuh, kidal, sering pingsan dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP
A, Kesimpulan
Dari Pengertian manajemen, humas dan
pendidikan maka dapat kita simpulakan pengertian manajemen hubungan masyarakat merupakan komunikasi dua
arah antara organisasi dengan publik (masyarakat) secara timbal balik dalam
rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan
pembinaan kerja sama serta pemenuhan kepentingan bersama. manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat di mulai dari pembenahan organisasi internal manajemen humas hingga kegiatan bersifat mambangun citra pendidikan, citra cermin, citra serba aneka lain sebagainya. Manajemen humas pendidikan membantu memelihara aturan bersama melalui saluran komunikasi kedalam dan keluar, agar tercapai saling pengertian atau kerja sama antara sekolah dengan masyarakat.
rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan
pembinaan kerja sama serta pemenuhan kepentingan bersama. manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat di mulai dari pembenahan organisasi internal manajemen humas hingga kegiatan bersifat mambangun citra pendidikan, citra cermin, citra serba aneka lain sebagainya. Manajemen humas pendidikan membantu memelihara aturan bersama melalui saluran komunikasi kedalam dan keluar, agar tercapai saling pengertian atau kerja sama antara sekolah dengan masyarakat.
[1] Rosady Ruslan, Manajemen
Public Relations & Media Komunikasi, Jakarta: PT. RajaGrafindo, 2003,
hal. 31
[2]
Malayu
S.P. Hasibuan, Manajemen Dasar, Pngertian
dan Masalah, Jakarta: Bumi Aksara, 2001: hal ,2
[3]
T. Hani Handoko, Manajemen Edisi 2,
Yogyakarta: BPFE, 1986, hal .8
[4]
Morissan, Manajemen Publik Relation
Strategi menjadi Humas Profesional, Jakarta: Perdana Media Group,2008, hal.6
test....
ReplyDelete